Punah

Wiepoem
Jan 29, 2022

--

Aku perlahan dirisaukan
Oleh satu kata paling picik
Yang begitu lantang saat diadu
Menjadi wahid perkara menggetarkan

Tentang kata punah
Beserta gerbong yang digerakkannya
Ia bersabda soal kepergian
Mencekoki si gentar ‘tuk melepaskan

Rela jadi alasannya
Ketika ditanya apa niatnya menjenguk
Namun selayang pandang lirikannya
Serasa renyah suara dedaunan kering

Samar-samar pengar merayap
Terhuyung langkah mereka yang patah
Tatkala diingatkan perihal semi
Juga bagaimana ia tidak akan kembali

Bukankah kita sama-sama benci
Apabila ‘jikalau’ terus menetap
Pada hati degil si kemarau
yang dibangunkan saat mentari terbenam

Besok harapkan saja kita teruntai
Hasil geladi jejas berulang kali
Atau tibakah giliran kita naik wahana
Tempat si terandal menunggu dicipta?

--

--

Wiepoem

Segala yang soal berdarah-darah, maupun berlayang-layang; Pun, soal yang dibiarkan terbengkalai di pinggir tikungan, sampai yang terngiang hingga terlarung.